awalnya kamu datang ke kosku dengan muka yang sudah tidak mengenakkan. ketika ku tanyakan padamu alasannya kamu hanya menjawab itu akibat tidur terlalu sore, sehingga mood-mu kurang bagus. maka aku pun diam saja ketika dalam perjalanan menuju gereja sekalipun kamu terlihat badmood.
selanjutnya hingga ibadah selesai pun kamu masih terlihat badmood. kamu seolah-olah sedang sensitif terhadapku. apapun yang aku katakan dan aku lakukan tidak kamu respon dengan baik seperti biasanya. itu membuatku sempat berpikir "hey, ada apa denganmu? kenapa kamu seperti ini padaku?" dan lagi-lagi aku belum menemukan jawaban itu.
hingga pada akhirnya kita pulang ke kos masing-masing dan kamu pun tidak mengirimiku sms duluan hingga aku yang harus mengirimimu sms dengan membuka topik bahwa orangtuaku baru saja meneleponmu. dan aku terkejut karena responmu juga biasa saja. terkesan datar, dan dingin malah.
aku mungkin saat itu masih belum mengerti alasanmu menjadi seperti itu padaku. hingga pada sms-smsmu yang berikutnya aku baru menyadari bahwa sebenarnya kamu kesal padaku karena aku sedari kemarin cuek terhadapmu sejak aku memulai bekerja part time...
jujur saja aku tak pernah menyangka kamu akan bersikap dingin padaku hanya karena masalah itu. aku memang mengakui bahwa akhir-akhir ini intensitas kita sms ataupun mengobrol mungkin terbatas karena masa-masa ini aku mulai mengerjakan pekerjaan baruku. dan aku tidak menyangka itu akan menjadi masalah untuk kita berdua. sedari awal mungkin aku sudah menangkap kamu tidak akan menyukai apabila aku bekerja sekalipun hanya part time. aku tahu seluruh waktuku yang biasanya aku habiskan bersamamu akan menjadi berkurang lantaran aku kini harus bisa membagi waktuku antara kerjaanku, studiku, dan juga kamu. namun mungkin kamu belum mengerti mengapa aku tetap saja melakukan pekerjaanku itu.
dan dari sms-smsmu berikutnya mulai terbaca jelas bahwa kamu sebenarnya tidak siap jika aku berubah. ya, aku akui tuduhanmu bahwa aku berubah itu memang benar. aku tidak lagi menghabiskan waktuku 24 jam hanya untuk bersamamu kesana kemari, ngobrol ini itu, bahkan makan bareng pun sekarang kita tidak lagi setiap waktu makan seperti dulu. kamu pun berkata aku kini sedikit cuek karena tidak lagi memulai sms seperti dulu, dan bahkan beberapa sms darimu aku abaikan karena posisiku yang sedang bekerja. dan memang benar adanya. kamu pun mengakui kamu belum siap untuk kondisi kita yang seperti itu.
yah, aku pun tak tahu harus bagaimana lagi. di sisi lain aku merasa kamu belum mendukungku sepenuhnya. aku merasa kamu egois. kamu belum mengerti mengapa aku lakukan ini semua dan bagaimana perasaanku saat ini akan kehidupanku pun seolah kamu belum mengerti. namun di sisi lain pula aku pun merindukan saat-saat kebersamaan kita seperti dulu sebelum aku sibuk. aku terkadang iri mendengar dia atau mereka jalan bersama, menghabiskan waktu bersama, dan kita kini tak lagi bisa seperti itu.
entahlah. mungkin kamu benar aku telah berubah, dan kamu belum siap untuk ini semua. tapi tak bisakah kita saling mengerti untuk saat-saat ini? aku terkadang sudah cukup lelah untuk melanjutkan setiap perdebatan kita...
sabar intan, semua orang punya problem masing2 kok dan pasti ada jalan keluarnya. Remember, God always stand-by 24-hours 7 days a week for us :D
BalasHapusDr yg aku baca,ky'y cuma misunderstanding aja deh...semangat ya, jangan sedih :)