Followers

Rabu, 30 Maret 2011

catatan singkat beberapa sastrawan Korea dan karyanya

Readers, here are some Korean writers and their works..
sebenernya ini tugas buat mata kuliah Kesusasteraan Korea, tapi aku mau sedikit share tentang nama-nama plus sedikit biografi dan karya mereka (yang udah diterjemahin dalam Bahasa Inggris tentunya)
so, check these out..


1. Kim Tongmyeong (1901-1966)
            Lahir di Kangnung Propinsi Kangwon merupakan lulusan teologi Akademi Aoyama Jepang. Awalnya ia hanya seorang guru lalu kemudian kariernya beranjak naik menjadi editor di surat kabar serta anggota kongres. Selama masa penjajahan Jepang Kim tinggal di luar kota dimana dia selalu menulis puisi tentang kenangan akan kampong halamannya. Beberapa karya yang dihasilkannya antara lain My Lyre (1930), Plantain (1938), The Witness (1955), dan My Heart (1964). Berikut ini adalah contoh karyanya yang telah diterjemahkan dalam dalam Bahasa Inggris :

My Heart

My heart is a lake:
Come and row your boat on it
I will embrace your white shadow and
break into so many jewels against your sides

My heart is a candle-light:
Please close the window for me
I will burn myself quietly to the last drop
Trembling by your silken dress

My heart is a traveler:
Play on your flute for me
I will stay the whole night through
Listening to your tones under the moon

My heart is a falling leaf:
Let me stay in your garden awhile
I will leave you like a lonely wanderer
When the wind rises again.


2. Park Yongcheol (1904-1938)
            Park lahir di Kwangju dan menuntut ilmu di Universitas Tokyo dengan minat Sastra Jerman. Ia memperjuangkan gerakan memurnikan lirik yang menjadi titik awal dalam sejarah Sastra Korea modern. Di tahun 1930 Park berinisiatif serta mendanai Poetry dan di tahun 1931 Literature Monthly serta Literature di tahun 1933, dimana tujuan dari adanya itu semua untuk menyebarkan keyakinan Park tentang kemurnian lirik dalam sastra. Dan di tahun 1939 akhirnya diterbitkan Complete Works of Park Yongcheol. Berikut ini adalah contoh karyanya yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris :

Your Shadow

The sands lie stretched
white for miles

Behind the cloud
is hidden a song

Your shadow wavers dimly
in the haze

I waste away thin and pale
in your thoughts


3. Kim Myungmi
            Lahir pada tanggal 6 Desember 1957 dan merupakan sastrawan Korea-Amerika yang mengacu pada karya postmodern. Kim sendiri dan keluarganya pindah ke Amerika setelah Perang Korea saat dia berusia 9 tahun. Ia merupakan lulusan Mater of Fine Arts dari Universitas Iowa. Ia pernah mengajar mata kuliah menulis kreatif di San Fransisco State University dan saat ini Kim merupakan professor Bahasa Inggris di sebuah universitas di Buffalo. Beberapa karyanya antara lain : Under Flag (1991), The Bounty (1996), Dura (1999), Spelt (2000), Commons (2002), dan sebagainya.


4. Yi Hayun (1906-1974)
            Yi lahir di Icheon Propinsi Kangwon dan menuntut ilmu di jurusan Sastra Inggris Universitas Politik Ekonomi Tokyo. Sebagai anggota aktif The Overseas Literature, Yi memberikan kontibusinya dalam memperkenalkan karya sastra dunia yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Korea. Bersama Park Yongcheol ia menjadi asisten editor The Poetry Literature di tahun 1930 dan The Literary Monthly di tahun 1931. Dia juga mengajar di beberapa universitas salah satunya adalah Seoul National University. Beberapa karyanya antara lain : A Water Mill (1939), An Anthology of Modern Lyric Poems (1939), dan Selection of French Poems (1948). Berikut ini adalah contoh karyanya yang telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris :

A Water Mill

I drop my memory-petals one by one
Into the scoops of the turning wheel;
I see my memory burst into blossom
As each scoop empties itself

While the wheel groans as it turns
My heart caught in the days gone by
Fills with sighs and tears

A grey-haired miller strains
His sight for something
The mill thuds down upon the grain
Water continually pouring down the wheel


5. Yu Chihwan (1908-1967)
            Yu Chihwan lahir di Chungmu Propinsi Kyongsang selatan. Ia merupakan lulusan universitas Yonsei. Karya-karya sastranya memiliki warna yang mempertimbangkan metafisis dalam kehidupan dan alam. Karyanya memukau telinga orang lain hingga ia juga mendapatkan penghargaan antara lain Korean Poets Prize (1946), Seoul City Cultural Prize (1950), dan Free Literature Prize (1968). Beberapa karya Yu antara lain Selected Poems of Yu Chihwan (1939), Collected Poems of Cheongma (nama pena) (1945), Life Chapter (1947), A Blue Dragonfly’s Diary (1949), With Infantry (1953), A Cock in Jerusalem (1953), dan The Ninth Collected Poems (1957).
                                                                                                        

6. Shin Seokcho (1909-1976)
            Shin lahir di Hansan Propinsi Chungcheong selatan. Ia merupakan lulusan Universitas Hosei di Jepang dengan major filosofi. Awalnya puisi-puisi Shin dipengaruhi oleh Valerian. Akan tetapi lambat laun ia mulai menerapkan pemikiran Taoisme dalam karya-karyanya. Kemudian ia juga tepikat dengan gaya pemikiran Buddha dalam karya-karya sastranya. Berikut ini beberapa buku kumpulan puisinya Collected Poems (1946), The Gong Dance (1959), dan The Song of Storm (1970). Ia bekerja sebagai editor pada sebuah surat kabar harian dan akhirnya meninggal di tahun 1976.


7. Yi Sang (1910-1938)
            Yi yang bernama asli Kim Haegyeong lahir di Seoul dan belajar arsitektur di SMA. Akan tetapi ia kemudian memutuskan untuk keluar dari dunia arsitektur dan mulai menulis. Berikut beberapa karyanya A Crow’s-eye-view (1934) dan The Complete Works of Yi Sang. Berikut ini adalah contoh karya Yi Sang yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris :

A Flower Tree

In the midst of wilderness stands a flower tree,
no other tree near it. It blossoms in passion as
much as it yearns for its companion somewhere.
Yet it cannot near its fellow tree it is so much
in love with. I run away toward another tree
as if I were the very flower tree.
8. Kim Suyong (1921-1968)
            Kim Suyong lahir di Seoul dan kemudian belajar Bahasa Inggris di Universitas Yonsei. Kariernya dalam dunia literatur dimulai melalui The New City and Citizens’ Chorus, sebuah buku kumpulan puisi kolaborasi Park Inhwan dan Kim Kyeongnim. Kim juga memiliki buku kumpulan puisi The Game on the Moon (1959).


9. Song Chunbok (1934-  )
            Song lahir di Sangju, Kyeongsang Selatan. Ia belajar sastra Korea di Universitas Sunggyungwan. Puisi pertamanya diterbitkan dalam Hyondae Munhak pada tahun 1958. Beberapa karyanya yang lain adalah An Inland Trip (1960), The Pagoda Park (1966), A Lyric (1970), A Festival for Peach Blossoms (1982), dan For the Outside World (1985). Berikut adalah contoh karya Song yang telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris :

Tea at Dawn

Between dark and light
I make tea
Dawn’s gate fastened

For a cupful of water
Night gives us rain
Fog clears from the way

Out of mire of dreams
Life brightens at dawn
I rise only to sit again

The shadow that darkens
My empty tea cup
Startles me into hiding behind the door


10. Hwang Tonggyu
            Hwang lahir di Seoul dan memiliki latar belakang pendidikan sastra Inggris dari Seoul National University. Kemudian Hwang pergi ke Universitas Edinburgh selama setahun untuk penelitian setahun. Puisi-puisi karya Hwang kebanyakan merupakan usaha mencari identitasnya di tengah-tengah kenyataan. Beberapa karyanya antara lain A Certain Clear Day (1961), Rain Falling in the South (1975), When I See a Wheel I Want to Roll It (1978), Wind Burial (1984), dan Who Is Afraid of Alligators (1986).

               Kim, Jaihiun. J. 1987. Korean Poetry Today. Seoul: Hanshin Publishers.


Nah itu tadi sepuluh sastrawan Korea dan beberapa karyanya..
semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan kita tentang dunia sastra.. *halah*
Cheers^^

Selasa, 08 Maret 2011

Windstruck (Korean Movie)

Dear Readers, kali ini mau share lagi satu film yang udah agak lama dari tanah Korea^^
Hehehe. Film dengan judul Windstruck ini bergenre fantasy-romantic komedi.
Wow,pasti nggak kebayang ya kayak apa filmnya,
buat kamu yang udah pada nonton mungkin ada yang bilang fimnya aneh jalan ceritanya, nggak terlalu sedih tapi lucu juga nggak. Tapi menurutku film ini lumayan lho buat di tonton dan cukup menghibur serta memberi warna dalam dunia perfilman Korea (hohoho..sok tau)



Anyway, film ini dibintangi sama Jun Ji-hyun, dia ni berakting sebagai Yeo Kyung-jin, seorang polisi wanita yang rada tomboy dan galak tapi cantik. Suatu hari Kyung-jin ketemu nggak sengaja sama Go Myung-woo yang diperankan oleh Jang Hyuk. Kyung-jin nggak sengaja menangkap Myung-woo karena dikiranya Myung-woo adalah seorang jambret. Sesudah kejadian tersebut mereka pun saling kenal hingga akhirnya di tengah-tengah cerita mereka jatuh cinta dan pacaran. Hanya saja takdir rupanya berkata lain, Myung-woo mati tertembak saat dia hendak membantu Kyung-jin yang saat itu sedang mengejar penjahat. Kyung-jin pun merasa bersalah atas kematian Myung-woo. Dia beberapa kali mencoba bunuh diri untuk menyusul Myung-woo, namun sosok Myung-woo selalu muncul menolong Kyung-jin dalam bentuk angin menggagalkan setiap usaha bunuh diri Kyung-jin. Hingga akhirnya Kyung-jin pun menerima dengan ikhlas kepergian Myung-woo.

Nah, film yang dirilis tahun 2004 ini disutradarai oleh Kwak Jae-yong dan mendapat ranking 8 highest grossing Korean film 2004. Makanya Readers, buat yang belum nonton coba deh ditonton film ini. Lumayan seru kok..

cheers^^

Sabtu, 05 Maret 2011

Wedding Dress (Korean Movie)

dear Readers,
ada film baru nih..mungkin nggak baru-baru banget sih.dirilisnya tahun 2010 yang lalu sebenernya tapi aku baru nonton kemarin jadi boleh dong kalo aku sedikit share dan ngasih sedikit info tentang film ini.hehehe


Film ini menceritakan seorang perancang busana pengantin wanita sekaligus single parent bernama Seo Go-eun (Song Yoon-ah) yang memiliki seorang anak perempuan kecil bernama Jang So-ra (Kim Hyang-ki). Seo Go-eun alias si ibu sangat sibuk dengan pekerjaannya tersebut, sedangkan si anak selalu merasa kurang diperhatikan sehingga ia menjadi anank yang keras kepala dan kurang peduli pada orang-orang di sekitarnya. Singkat cerita suatu hari diketahui bahwa Go-eun memiliki penyakit mematikan yakni kanker lambung, akan tetapi anaknya So-ra belum mengetahui akan hal tersebut. Sadar karena sisa hidupnya yang tinggal sebentar lagi maka Go-eun pun melakukan berbagai macam hal untuk menyenangkan hati So-ra putri satu-satunya tersebut. Dan So-ra pun pada akhirnya mengetahui tentang penyakit yang diderita ibunya dan berpura-pura tidak tahu. Namun dibalik kepura-puraannya tersebut So-ra berusaha memenuhi impian-impian ibunya, salah satunya adalah untuk melihat ia menari balet di atas panggung.
Film yang disutradarai Hyeong Jin-kwon ini memang patut diacungi jempol. Mulai dari jalan cerita yang mengalir hingga penonton dibuat seakan-akan merasakan emosi yang ada dalam film tersebut. Selain itu terdapat pelajaran berharga juga yang terkandung dalam film tersebut.

So, Readers apakah kalian semua tertarik untuk menonton film tersebut?^^
Aku sih nangis waktu nonton film itu.Hehehehe. Emang Korea jago banget bikin film yang memancing emosi penontonnya dehh :)
Cepet ditonton deh..Recommended banget :)

Cheers^^

belajar dari pensil


Dear Readers, kali ini aku mau bagi sedikit tulisan tentang “pensil” yang cukup inspiratif dan wajib di baca buat kamu-kamu yang ngerasa dirinya gaul. Hahahaha
Oke, kalian semua pasti tau pensil kan? Sebuah benda sederhana tapi jangan salah ya Readers, dari kesederhanaan si pensil itu bukan berarti kita nggak bisa belajar dari pensil. Pensil punya 5 kualitas hidup yang bisa jadi bekal dalam menjalani kehidupan kita. Nggak percaya? Check this out…

Kualitas pertama, pensil mengingatkan kita kalau kita bisa melakukan hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kita nggak boleh lupa kalo ada tangan yang selalu membimbing langkah kita dalam hidup ini. inilah tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya.

Kualitas kedua, kadang dalam proses menulis dengan pensil beberapa kali kita harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil kita. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita, tapi setelah proses meraut selesai si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Sama halnya dengan kita, dalam hidup ini kita juga harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena sering kali justru dari hal-hal itulah kita akan menjadi orang yang lebih baik.

Kualitas ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk menggunakan penghapus untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini bukanlah hal yang jelek. Justru dari perbaikan itulah kita bisa tetap berada pada jalan yang benar.

Kualitas keempat, kita semua tahu bagian yang penting dalam sebuah pensil bukanlah bagian luarnya melainkan bagian dalamnya, yaitu si arang yang ada di dalam pensil. Seindah apapun pensil itu dihias, tapi kalo nggak ada isinya kan jadi nggak berguna. Oleh sebab itu, selalu sadari hal-hal di dalam dirimu. Introspeksi diri dan jangan menyalahkan orang lain terlebih dahulu.

Kualitas kelima, sebuah pensil selalu meninggalkan tanda atau goresan. Seperti juga halnya dengan kita dan hidup kita. Sadari kalau apapun yang kita perbuat dalam hidup kita akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalu hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan agar tidak menyakiti orang lain.

Nah Readers, itu dia tadi 5 kualitas pensil yang bisa dicontoh dalam kehidupan kita. Emang sih Tuhan yang menulis hidup kita, tapi apa kita sudah menjadi pensil yang baik dan berguna bagiNya?
Selamat belajar dari pensil Readers. Semoga tulisan ini bisa menjadi berkat buat kita semua.

Cheers^^



sumber : bonus renungan harian Spirit Next Maret 2011

Kamis, 03 Maret 2011

cute food

Readers, check these out..
I found some cute foods from Google and enjoy :)











so, Guys, apakah kalian tega untuk memakan makanan lucu tersebut?
hahahahahahaha
have a "cute" meals then
cheers ^^

promosi fotografer baru hehehehe

temen kos gue si Mance alias Maya Kusuma W mahasiswi semester 6 jurusan Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM baru beli kamera entahlah namanya apa itu. macam DLRS?atau SLDR?atau LSR?whatever, pokoknya intinya kamera baru.hehehehe
dan iseng-iseng berhadiah gue terlibat dalam sesi pemotretan perdana untuk pertama kalinya gue dipotret pake kamera gede kayak gituan.
sok-sok jadi model, inilah hasil jepretannya, Readers......









nah itu dia hasil jepretan si Manceeee....jika ada yang berminat iseng-iseng mau difoto silakan hubungi saja studio foto terdekat ya....hahahahahahaha
cheers^^

Dengarkan orang lain ketika kamu juga ingin didengarkan!

Dengarkan orang lain ketika kamu juga ingin didengarkan!

Okey, Readers, mungkin beberapa dari kita terkadang mengacuhkan hal yang satu itu.
Ketika kita berharap untuk bisa didengarkan tetapi kita malah tidak mendengarkan orang lain. Alih-alih mendengarkan orang lain eh kita malah asyik sendiri.
Banyak orang di luar sana—dan aku percaya itu ada juga diantara aku dan kamu—yang terkadang mengacuhkan orang lain ketika mereka butuh telinga untuk berkeluh kesah atau sekedar berbagi cerita. Akan tetapi ketika kita kelimpungan kesana kemari mencari telinga untuk sekedar bisa berbagi cerita kita “memaksa” orang lain untuk menyedengkan telinganya. Sadarkah kalian akan hal itu, Readers?

Jika tidak, coba kita lihat lagi. Bukankah itu sangat egois, Readers? Bayangkan bagaimana rasanya ketika tidak ada orang yang bersedia telinganya kamu jadikan tempat sampahmu *ya iyalah…hahaha* Oke maksudku bukan tempat sampah dalam artian kotor yang seperti tong atau tempat biasa kamu buang sampah di jalanan atau rumahmu, tapi tempat kamu bisa mencurahkan segala hal; entah itu perasaanmu ataupun cerita-cerita pengalaman hidup. Coba kalian bayangkan, Readers. Kalian dicuekin ketika kalian mau cerita betapa berat hari yang telah kalian lalui. Atau ketika kalian hendak bercerita tentang tempat makan yang enak, atau pengalaman lainnya. gmna rasanya menjadi “terabaikan”? pasti nggak enak banget. Dan aku yakin hal tersebut akan membuat kalian merasa nggak dihargai dan ujung-ujungnya kalian malas berbicara lagi dengan orang yang sama—dan mungkin dengan orang yang bersifat sama dengan itu. Dan lebih parahnya Readers, bisa saja ketika kita nyuekin seseorang yang sedang merasa butuh didengarkan dia akan berubah sifatnya menjadi seseorang yang tertutup karena dia akan merasa nggak ada yang mau dengerin dia cerita, jadi buat apa dia cerita.

Dear Readers, kalo kamu ngaku sebagai orang yang peduli, kalo kamu ngaku sebagai orang yang punya hati, maka mulai dari sekarang dengerin deh kalo ada orangtuamu, sahabatmu, temanmu, pacarmu, atau saudaramu, atau siapapunlah itu yang sedang butuh didengarkan. Nggak rugi kok ngasih sedikit waktu kita untuk mendengarkan orang lain.
Kita mendengarkan mereka kan juga karena suatu saat nanti kita pasti butuh didengarkan juga. Jadi nggak ada salahnya kalo kamu mulai duluan dengan mendengarkan orang lain dahulu. Jangan biarkan rasa egois dan ketidakpedulianmu itu menang, Readers.

Ingat loh, nggak selamanya kita bisa jadi individu yang nggak butuh orang lain. Suatu saat nanti kita pasti akan dibutuhkan dan membutuhkan.
Jadi, selamat mendengarkan orang lain terlebih dahulu. Baru kita bisa minta orang lain mendengarkan kita

Gbu (^o^)

Rabu, 02 Maret 2011

S E M A N G A T I N D O N E S I A ! ! BELAJAR DARI KORSEL


Wow, masih bersemangat di awal bulan Maret dan ku harap sih bakalan terus semangat di semester 6 ini.. hahaha. Tapi beneran loh dari hari Senin kemarin aku merasa bersemangat sekali dengan hal-hal yang ku jalanin. Belajar Terjemahan—padahal biasanya maleeeeeeessssss banget belajar kalo ga kepepet—, udah gitu aku juga sedang tergila-gila dengan membaca perkembangan perekonomian Korea Selatan di masa Park Chung-Hee.

Omong-omong soal Park Chung-Hee. Tau nggak? Beliau tuh yang memiliki peranan besar dalam perkembangan perekonomian Korea Selatan di awal dulu, sampai sekarang Korea Selatan bisa WAH! itu tuh nggak lepas dari peran serta Pak Presiden Park Chung-Hee. Dengan berbagai kebijakannya ia berhasil membawa Korea Selatan menjadi negara yang nggak cuma bertani aja, tapi mampu menjadi negara industri dan perdagangan. Sedikit punya cerita nih, si Park Chung-Hee nih modelnya mirip mantan presiden Soeharto. Mereka sama-sama dikenal “diktator” dan memiliki kebijakan-kebijakan ekonomi yang sebenernya bisa dibilang baik sih, Cuma nggak ada demokrasi di jaman mereka. Semuanya serba “terbatas” makanya nggak heran ada pemberontakan juga pada masa mereka berdua menjabat. Tapi ajaibnya semua kebijakan yang dilakukan Park Chung-Hee bisa membawa Korea Selatan benar-benar maju. Sedangkan Indonesia sendiri masih begini-gini aja. Masih negara “berkembang”. Padahal nih sedikit cerita, Indonesia sama Korea tuh kemerdekaannya nggak jauh beda loh waktunya. Apalagi setelah merdeka Korea malah berurusan sama Perang Saudara yang mengakibatkan Korea terpecah jadi dua yakni Korea Selatan dan Korea Utara. Makin hancur dan nggak stabil lah itu politik serta perekonomian Korea. Malah faktanya setelah berakhirnya perang Korea tahun 1953, income per kapita Korea tu hanya mencapai 67 dollar, lebih rendah daripada sebelum perang dan merupakan salah satu pendapatan terendah di dunia. (makalah “Park Chung-Hee dan Keajaiban Ekonomi Korea Selatan” oleh Ririn Darini dosen FISE UNY).

Oke, sekian sedikit cerita tentang Park Chung-Hee. Untuk selengkapnya mungkin bisa di search lewat internet atau dibaca di buku-buku sejarah atau mungkin buku politik ekonomi yang mencantumkan tentang Park Chung-Hee serta kontribusinya bagi perekonomian Korea Selatan. Anyway, setelah ngomongin Park Chung-Hee dan kontribusinya bagi Korea Selatan sekarang kita balik lagi ngomongin negara kita sendiri dan diri kita sendiri aja, Readers. Sadar nggak sih? Bangsa yang besar tuh sebenernya nggak cuma karena keberhasilan satu atau dua pihak aja loh. Korea Selatan sendiri sebenernya bisa berhasil sampai seperti saat ini juga nggak kalah didukung oleh etos kerja yang tinggi oleh masyarakatnya. Kedisiplinan dan kepedulian serta tanggung jawab bisa terlihat jelas loh. Mereka juga mungkin terbiasa dengan budaya “palli-palli” atau cepat-cepat yang maksdunya mungkin orang kalo mau sukses yang harus kerja keras dengan usaha, cepat jangan sampai ketinggalan atau keduluan orang lain. Coba aja liat orang Indonesia. Bandingin deh kerjaan orang Korea sama orang kita yang terkesan nyantai. Emang sih nggak semua orang Indonesia pemalas atau nyantai, hanya saja kebanyakan ya emang kayak gitu. Apa karena orang Indonesia dimanja ya hidupnya? Maksudku gini, Indonesia kan cuma punya dua musim dalam setahun, musim hujan dan kemarau. SDA Indonesia juga banyak kan. Kita nanam batang pohon aja istilahnya bisa numbuh *singkong kaleee* sedangkan Korea kan kita kenal sebagai negara yang memiliki empat musim. Apalagi musim dingin kan terkenal dengan kedinginannya *halah* yang kejam, jadi kalo nggak mau kerja keras nanti pas musim dingin nggak bisa makan apa-apa. Korea Selatan sendiri juga memiliki sejarah kelaparan parah yang terjadi di seantero Korea akibat dampak dari Perang Saudara. Mungkin banyak orang meninggal saat itu akibat kelaparan. Nah karena pemerintahnya nggak mau kejadian kayak gitu terulang lagi makanya itu sebabnya mungkin orang Korea jadi kerja keras untuk mencukupi dirinya. Well, belajar dari pengalaman memang bermanfaat banget, Readers. Jadi nggak salah lah kalo mereka bisa kayak gitu sekarang karena memang didukung oleh masyarakatnya juga yang mau belajar untuk lebih baik lagi. Mungkin memang waktu yang dibutuhkan Korea dalam mengembangkan ekonominya sampai jadi sedahsyat sekarang ini bisa dibilang cukup singkat. Tapi bukan nggak mungkin kan kelak Indonesia bisa seperti itu? Indonesia tuh lebih kaya loh sebenernya Sumber Daya Alamnya daripada Korea. Mungkin memang SDM kita belum sebagus mereka tapi coba tengok kaum-kaum intelek Indonesia yang emang jawara di bidangnya masing-masing banyak loh sebenernya. Hanya saja mereka memang nggak booming di Indonesia. Mereka lebih memilih kerja buat orang asing dan nggak jarang mereka memilih tinggal menetap di negara lain. Kenapa? Mungkin orang Indonesia belum menghargai orang-orang pintar tersebut kali yaa?? Hemm..yang pasti aku sih yakin lah kalo kita tuh juga bisa nantinya memajukan bangsa kita tercinta ini. Mungkinsebagai mahasiswa yang baik kita bisa belajar dan menanamkan rasa cinta tanah air sejak dini dalam diri kita. Dijamin, kalo semua generasi penerus bangsa punya pemikiran kayak gini nih Indonesia pasti bisa maju di tangan kaum muda yang punya rasa bangga dan cinta pada tanah airnya. Jangan lupa juga kerja keras dan usaha itu turut serta. Dan terkahir dengan doa, kita bisa melakukan apa saja, Readers. Bersama TUHAN nggak ada yang mustahil. Ini untuk Indonesia yang lebih baik! Semangaaaaaatttttt!!!!!! \(^o^)/